Wednesday, August 14, 2013

Lima Tahun Lalu

Akhir-Akhir ini saya mengalami saat-saat yang cukup sulit. Beberapa kali saya berpikir untuk menyerah. Akan tetapi, saya hanya berhenti sejenak lalu berjuang lagi. Teman-teman saya sudah menyarankan untuk berhenti, sejak lama. Mereka tidak hanya memikirkan kebahagian saya namun juga berdasarkan referensi pengalaman orang lain yang juga pernah mengalami hal serupa dengan saya.
Kenyataannya, saya semakin kuat dan tidak juga berhenti. Teman-teman saya tampaknya juga sudah lelah menyarankan berbagai hal. Namun, mereka tetap ada dan mendengarkan. Meskipun saya terluka dan terseret-seret, saya tetap melanjutkannya. Saya mengikuti kata hati saya. Dengan demikian saya tetap merasa bahagia dan bersyukur.
Saya bukan ingin memaksakan kehendak. Saya hanya memberikan apa yang sudah ada dalam diri saya, menyampaikan apa yang masih bisa disampaikan.
Saya memiliki satu pertimbangan yang tidak pernah saya jadikan alasan kepada siapapun yang menyarankan saya untuk berhenti.
Lima tahun lalu, saya jatuh cinta pada seorang laki-laki, yang tidak pernah terbersit pada pikiran saya. Dia memiliki keyakinan yang mewajibkan dia untuk memiliki pasangan dari kasta dan tentunya keyakinan yang sama. Tentu saja bukan saya. Saat itu, kami saling mencintai. Sulit bagi saya untuk jatuh cinta. Begitu juga dengan melepaskan.
Saat itu, saya berdoa "Tuhan, ajarkan saya untuk mencintai dengan tulus, tanpa meminta untuk dicintai dan memiliki orang yang saya cintai."
Seiring berjalannya waktu, tiba saatnya kekasih saya memutuskan untuk memilih menjalani hubungan dengan perempuan yang sesuai dengan harapannya. Yaitu saat ini. Saat dimana Tuhan baru saja mengabulkan doa saya lima tahun yang lalu.
Saya sudah mencintainya dengan tulus dan tetap mencintainya, di atas apapun yang telah dia lakukan terhadap saya. Lalu, jika saya berhenti, apakah tidak berarti saya tidak mensyukuri terkabulnya doa saya lima tahun yang lalu? Jika sekarang saya memohon untuk berhenti mencintai dia, hanya karena dia sudah tidak lagi di tempat yang dulu, apakah saya hanya ingin kembali ke lima tahun yang lalu dan melakukan regresi besar-besaran dalam hidup saya?
Doa saya telah dikabulkan dengan segala konsekuensinya, yang akan selalu saya syukuri dan saya terima segala konsekuensinya. Bukan untuk berhenti setelah doa dikabulkan setelah mengetahui segala konsekuensinya. Bukan menyesal dan kembali ke tempat yang dulu. Tetapi menjalani apa yang sudah ada di dalam diri dan menyampaikannya, itu kenapa doa dikabulkan. Untuk dijalani dan disyukuri. Dengan segala konsekuensinya.

Saya sudah mencintainya sejak lima tahun yang lalu.
Saya mulai mengenalnya sejak tepat lima tahun yang lalu.

No comments:

Post a Comment