Ada sebuah gedung tinggi yang sedang dicanangkan
akan selesai dalam waktu dekat ini. Dalam konstruksinya, gedung ini tentu saja
membutuhkan berbagai macam bahan dan alat pertukangan, mulai dari paku yang
paling kecil sampai crane yang tinggi menjulang.
Masyarakat di sekeliling gedung tersebut sudah
menanti-nanti. Gossip sudah menyebar lama. Eh, katanya Jeng Dese ini gedung
bakal jadi perkantoran bagus loh. Ah Jeng Sindang bilang katanya ini bakal jadi
mall-mall kaya yang di sebelah jembatan itu, kebanyakan mall ah, ga guna.
Sementara alat-alat berat terus berseru-seru tanpa pusing dengan gossip-gossip
tersebut. Bahkan secara tidak sadar mereka berusaha menulikan para biang
gossip. Makanya suara mereka semakin hari terdengar semakin kencang.
Paku-paku sudah terpasang, beton-beton sudah
bergandengan satu sama lain. Alat-alat berat sudah mulai berkemas mau pindah ke
gedung lainnya. Akhir-akhir ini banyak gedung baru memang, maklum Negara
berkembang. Namun, tiang-tiang dingin itu masih ajeg dengan posisinya
mengelilingi gedung yang sudah mau selesai: Scaffolding.
Sejak awal, scaffolding ini berbondong-bondong
datang ke gedung yang bahkan mereka tidak tahu nantinya akan jadi seperti apa.
Besi-besi ini dulunya ditempa dan dicetak menjadi bentuk yang sama, ya seperti
scaffolding itu. Memang sih, tidak banyak orang yang tahu tentang si
scaffolding ini. Mereka berdiri mengelilingi gedung yang sedang di bangun,
sejak awal. Scaffolding disusun sedemikian rupa untuk menunjang pengerjaan
gedung tersebut.
Besi dingin ini tidak bisa memilih untuk berada
di susunan paling bawah atau paling atas. Kalau sudah di bawah ya sudah, satu
frame scaffolding harus bertahan di sana dalam jangka waktu yang cukup lama,
siang dan malam. Begitu juga scaffolding yang di atas. Kalau malam sudah
terlalu dingin, kadang scaffolding yang di atas berteriak kepada scaffolding
yang di bawah, aku takut jatuh nih, katanya. Sementara yang di atas takut
jatuh, yang di bawah menimpali dengan keberatan, heh di bawah berat banget
gila. Sementara scaffolding yang di tengah sudah hampir tuli mendengar teriakan mereka berdua. Ia hanya berharap gedung ini cepat
selesai.
Tiba waktunya scaffolding –scaffolding
tersebut memisahkan diri dari gedung yang sudah lama menjadi bahan pembicaraan
banyak orang. Sekarang, orang-orang tidak sabar untuk masuk ke dalam gedung
yang berdiri kokoh. Scaffolding sudah tidak dibutuhkan lagi oleh gedung
tersebut.
Scaffolding-scaffolding tersebut sudah
harus bertugas menunjang gedung atau bangunan apapun lainnya di tempat lain.
Bisa jadi mereka juga terpisah satu sama lain. Atau, bisa juga ada beberapa
dari mereka yang bersama-sama lagi.
Orang-orang menikmati gedung kokoh itu
tanpa tahu apa itu scaffolding. Karena scaffolding tidak tinggi menjulang seperti
crane. Karena scaffolding tidak ditanam menjadi pondasi atau bukan juga
beton-beton yang menjadi tembok. Scaffolding hanyalah besi-besi dingin yang
dibongkar pasang untuk menunjang pembangunan sebuah bangunan, tidak bercahaya,
tidak tinggal menetap, tidak besuara, tetapi mereka pernah tinggal siang malam
mendampingi proses pembangunan sebuah bangunan yang sekarang berdiri kokoh.
03.06.2015
~sekarsarkara
No comments:
Post a Comment