Saturday, August 13, 2016
Stealing
Stealing
Sunday, December 20, 2015
Di Desember
Dari setiap hujan di musim hujan
Hanya satu yang aku tunggu
Di bawah remang lampu
Yang sudah menyala tiga jam lalu
Adalah langkahmu
Menuju teras rumahku dengan pasti
Adalah langkahku
Siap meniti berdampingan
Kemanapun arah kita nanti
20.12.15
Sunday, November 15, 2015
Senyum Kue Coklat
Untuk kamu
Yang membuatnya secantik kue coklat di hari natal
Makasih ya..
Saturday, November 7, 2015
Kena, deh!
Rindu itu datang mengendap-endap
Berjingkat-jingkat pada malam hari
Dan mencekikmu dari belakang
Saat kamu sedang mengaduk segelas kopi
Di keesokan pagi
Bahkan saat kamu belum ingat untuk pakai celana
08.11.15
~sekarsarkara
Sunday, October 18, 2015
Diajeng
Diajeng,
Kala bayanganmu menyelinap pergi
Mentari mencari-cari
Jejakmu Bunga melati
Diajeng,
Tanda salib di dahi mungkin tidak lagi berarti
Namun percayalah buah hati
Hanya ini yang mampu kuberi
Diajeng,
Tak ada lagi selamat pagi
Hidupmu adalah mimpi
Oh, diajeng masih percayakah kau pada peri
Diajeng,
Kapanpun kau merasa letih
Akan tanjakan-tanjakan tinggi
Akan gunung yang harus kau daki
Angin, ombak dan badai yang silih berganti
Jangan pernah hilang untuk kembali
Diajeng,
Ibumu tua dan menanti.
~sekarsarkara
19.10.15
Gajah Wong
Wednesday, October 14, 2015
Tokoh Utama
Jutaan kata disusun-susun untuk mewakili indahnya cinta. Namun, tidak ada yang lebih indah dari pada merasakannya sendiri, kehilangan, menemukannya lagi, dan mengenang kisah tersebut dengan tokoh utama kisah tersebut.
Friday, October 9, 2015
Bira Biru
Aku menggelinjang setiap kali mendengar namamu
Merasakan tubuhku berada di dalam dirimu
Yang selalu dingin dari terik mentari
Aku pernah menghadirkan dirimu di setiap mimpi malamku yang basah
Bertanya-tanya akan kemungkinan yang tidak ada
Aku membisikan namamu
Pada air yang mengalir mengisi bibir pantai yang pucat
Agar tiba detak jantungku di telapak kakimu
Aku menghembuskan nafasmu
Pada angin yang berlari ke selatan
Agar sampai pelukku lagi di tengkukmu
Bira, 9 Oktober 2015
~ sekarsarkara
Thursday, September 24, 2015
Maya
Maya,
Jika kau berangan,
merajah tiap jengkal porinya,
Merasakan sela-sela jarimu di rambutnya yang hitam,
Yang membungkus pikiran-pikiran yang lebih keras dari tempurungnya.
Maya,
Jika kau berandai,
Menantikan matahari terbit setiap pagi,
Dari kelopak matanya yang sedikit berkerut
Yang memancarkan Sinar kehidupan bagi hatimu.
Maya,
Jika kau mencoba,
Memiliki hidupnya dengan kata-katamu,
Untuk dia yang tidak bertelinga.
~sekarsarkara
25.09.15
Tuesday, September 22, 2015
Doa
Saturday, September 12, 2015
Kapel Tua
Nada-nada gembira terasa sendu
Dan sedih
Mulut putrinya tersumpal
Nada-nada pengantar tidur
Dengan pos satpam yang tidak pernah diperbaharui
Kapel tua bercat putih
Dengan pengunjung berambut putih
Thursday, August 20, 2015
Aku Merindukan Senja
Aku merindukan jingganya yang lelah
Aku merindukan hembusan nafasnya yang letih
Aku merindukan senja.
Aku merindukan pelukannya
Pada langit yang selalu setia
Menerima peluhnya
Sejenak.
Lalu pergi dan menghilang.
Aku merindukan senja.
~sekarsarkara
20.08.15
di dalam kotak
Tuesday, August 4, 2015
Kopi Panas
Genggam aku layaknya segelas kopi panas di antara embun
Di antara garis-garis mentari di balik pepohonan
Hirup aku sebagaimana kau menyadari nafas pertama di paginya harimu
Nikmati seolah-olah tarikan nafas terakhirmu
Kecap pahitku dalam senyummu
Sesap aku dengan hatimu
Niscaya akan ku benamkan diriku dalam harimu
Mengalir dalam darahmu
Hingga tiada lagi aku
~sekarsarkara
04.08.15
Wednesday, July 22, 2015
Lengang
Pucuk pohon menjuntai bergoyang-goyang
Lembut angin yang baru bangun dari tidurnya
Menyapa bulu halus di tengkukku
"apa kabar? "
Sapanya mesra
Pagi masih sepi
Porter-porter tersenyum dengan wajah yang hampir malam
Tergerus kakunya roda-roda koper yang semakin arogan
Badannya kecil kakinya sedikit pincang
Senyumnya membungkus harapan
Tak bisa lah ia menerima hela
Saat tiba di rumah berdesah "hari ini lengang"
~sekarsarkara
Gambir
23.07.15
Thursday, July 31, 2014
Sesal
Semburat biru
Jingga
Pernahkah jemu terhadap senja?
Pada mentari yang undur diri dari sudut matamu
Hadirnya tidak pernah disadari
Dalam perginya yang sedih dan indah
Menyapa sabit yang selalu hadir lebih dulu
Tersisa penyesalan dalam pesonamu
Maaf aku tidak pernah menyambutmu baik
Dan besok tetap begitu
Tak berubah
Pagiku selalu terang
Malamku selalu penuh penyesalan
Friday, July 11, 2014
Kering
Lama angin menyapu halaman
Masuk ke sela angin dan bebatuan
Berharap mendengar suaramu
Pagi ini ku terbangun
Hanya mimpi dalam hati
Ku dengar dengan seksama
Ternyata memang benar kamu
Lama ku rindu mendengar suaramu
Di langit-langit, di tepi jalan, di atas pasir
Kini kau datang, berbisik di pagi buta
Dari balik papan kayu
Rinduku terbayar
Tinggal lah lebih lama, hujan
Wednesday, February 12, 2014
Rahasia Malaikat Bisu
Sebenarnya ada satu rahasia.
Rahasia tentang Malaikat Bisu.
Malaikat Bisu selalu ada?
Itu bukan rahasia.
Malaikat Bisu tanpa pamrih?
Na ah. Itu juga bukan rahasia.
Malaikat Bisu memiliki caranya sendiri menunjukan Rasa Sayang. Malaikat Bisu khawatir. Malaikat Bisu tidak mau kehilangan. Malaikat Bisu mendengarkan diam-diam.
Apa?
Itu semua bukan rahasia.
Aku lebih bisu. Lebih bisu dari Malaikat Bisu.
Aku tidak menunjukan Rasa Sayang.
Aku tidak mendengarkan.
Aku tidak selalu ada.
Aku tidak merasa dibutuhkan.
Aku mau menghilangkan Malaikat Bisu.
Aku mencari pamrih.
Aku membutuhkan pengakuan.
Tapi apa? Aku diam.
Namun begitu, Malaikat Bisu masih ada di sisiku.
Maka dari itu, seorang Malaikat Bisu diutus untuk Aku yang jauh lebih bisu.
Sehingga tidak ada yang perlu menyadari kebisuan di tengah kebisingan.
Jadilah ikatan Bisu, lidah - lidah kaku tiada akhir.
Malaikat Bisu, aku adalah Perempuan Bisu yang paling bisu. Bisakah kamu menjadi Lelaki Pendengar, untukku?
~~ss
Bunga Bisu
Cukup jauh untuk mendengar kepak sayapmu.
Sunday, October 27, 2013
Terkirim
Tangan-tangannya akan Segera meracik
Asapnya tidak akan berhenti hingga tugasnya selesai
Rindu-Rindu yang tertahan tak habis terbayar
Menyanyi bersama, dengan suara-suara yang memangkas jarak
Mata air ketenangan pikiran
Tanda cinta yang indahnya tak terjelaskan
Bekasnya tidak akan hilang
Tertulus yang pernah ada
Meredakan jeram-jeram air Mata
Sekarang juga
28okt13
Aku mau kamu sekarang
Tuesday, October 22, 2013
Kebijakan Sederhana
Semesta dan kebijakan sederhananya
Mengisi semua yang kosong
Dan membuat ruang penuh
Tidak ada yg sungguh kosong
Bahkan sela pasir pantai
Bercumbu air dan udara
Bahkan ruang kaldera
Panas dan kehilangan tersiram hujan
Bahkan rahim perawan
Berhiaskan kenyamanan awal kehidupan
Bahkan gelas-gelas kosong
Terisi harapan akan yg dinanti
Bahkan tatapan mata
Mengalirnya masa lalu dan keraguan
Bahkan rongga hidung
Dirayapi hawa-hawa nyawa
Bahkan janji-janji
Diisi dengan siratan harapan yang digerogoti ketakutan
Bahkan liang kubur
Siap menjamu dengan kedamaian kekal
Bahkan celah-celah di sol sepatumu
Terselip doa-doa pencapaian mimpi
Semuanya
Terisi dengan sempurna
Tanpa terkecuali
Manusia saja yang menyangkal bertubi-tubi
Dan mengosongkan yang jelas isi
Bahkan ruang diantara jantung dan hati
Sempurna dengan kedatangmu
Yang selalu aku sangkal setiap hari
Dengan hasil nihil
~ss
Sepeda pagi hari
23okt13