Saturday, August 13, 2016
Stealing
Stealing
Wednesday, October 14, 2015
Tokoh Utama
Jutaan kata disusun-susun untuk mewakili indahnya cinta. Namun, tidak ada yang lebih indah dari pada merasakannya sendiri, kehilangan, menemukannya lagi, dan mengenang kisah tersebut dengan tokoh utama kisah tersebut.
Tuesday, October 22, 2013
Kebijakan Sederhana
Semesta dan kebijakan sederhananya
Mengisi semua yang kosong
Dan membuat ruang penuh
Tidak ada yg sungguh kosong
Bahkan sela pasir pantai
Bercumbu air dan udara
Bahkan ruang kaldera
Panas dan kehilangan tersiram hujan
Bahkan rahim perawan
Berhiaskan kenyamanan awal kehidupan
Bahkan gelas-gelas kosong
Terisi harapan akan yg dinanti
Bahkan tatapan mata
Mengalirnya masa lalu dan keraguan
Bahkan rongga hidung
Dirayapi hawa-hawa nyawa
Bahkan janji-janji
Diisi dengan siratan harapan yang digerogoti ketakutan
Bahkan liang kubur
Siap menjamu dengan kedamaian kekal
Bahkan celah-celah di sol sepatumu
Terselip doa-doa pencapaian mimpi
Semuanya
Terisi dengan sempurna
Tanpa terkecuali
Manusia saja yang menyangkal bertubi-tubi
Dan mengosongkan yang jelas isi
Bahkan ruang diantara jantung dan hati
Sempurna dengan kedatangmu
Yang selalu aku sangkal setiap hari
Dengan hasil nihil
~ss
Sepeda pagi hari
23okt13
Thursday, October 3, 2013
Perempuan Senja
Wednesday, August 14, 2013
Lima Tahun Lalu
Akhir-Akhir ini saya mengalami saat-saat yang cukup sulit. Beberapa kali saya berpikir untuk menyerah. Akan tetapi, saya hanya berhenti sejenak lalu berjuang lagi. Teman-teman saya sudah menyarankan untuk berhenti, sejak lama. Mereka tidak hanya memikirkan kebahagian saya namun juga berdasarkan referensi pengalaman orang lain yang juga pernah mengalami hal serupa dengan saya.
Kenyataannya, saya semakin kuat dan tidak juga berhenti. Teman-teman saya tampaknya juga sudah lelah menyarankan berbagai hal. Namun, mereka tetap ada dan mendengarkan. Meskipun saya terluka dan terseret-seret, saya tetap melanjutkannya. Saya mengikuti kata hati saya. Dengan demikian saya tetap merasa bahagia dan bersyukur.
Saya bukan ingin memaksakan kehendak. Saya hanya memberikan apa yang sudah ada dalam diri saya, menyampaikan apa yang masih bisa disampaikan.
Saya memiliki satu pertimbangan yang tidak pernah saya jadikan alasan kepada siapapun yang menyarankan saya untuk berhenti.
Lima tahun lalu, saya jatuh cinta pada seorang laki-laki, yang tidak pernah terbersit pada pikiran saya. Dia memiliki keyakinan yang mewajibkan dia untuk memiliki pasangan dari kasta dan tentunya keyakinan yang sama. Tentu saja bukan saya. Saat itu, kami saling mencintai. Sulit bagi saya untuk jatuh cinta. Begitu juga dengan melepaskan.
Saat itu, saya berdoa "Tuhan, ajarkan saya untuk mencintai dengan tulus, tanpa meminta untuk dicintai dan memiliki orang yang saya cintai."
Seiring berjalannya waktu, tiba saatnya kekasih saya memutuskan untuk memilih menjalani hubungan dengan perempuan yang sesuai dengan harapannya. Yaitu saat ini. Saat dimana Tuhan baru saja mengabulkan doa saya lima tahun yang lalu.
Saya sudah mencintainya dengan tulus dan tetap mencintainya, di atas apapun yang telah dia lakukan terhadap saya. Lalu, jika saya berhenti, apakah tidak berarti saya tidak mensyukuri terkabulnya doa saya lima tahun yang lalu? Jika sekarang saya memohon untuk berhenti mencintai dia, hanya karena dia sudah tidak lagi di tempat yang dulu, apakah saya hanya ingin kembali ke lima tahun yang lalu dan melakukan regresi besar-besaran dalam hidup saya?
Doa saya telah dikabulkan dengan segala konsekuensinya, yang akan selalu saya syukuri dan saya terima segala konsekuensinya. Bukan untuk berhenti setelah doa dikabulkan setelah mengetahui segala konsekuensinya. Bukan menyesal dan kembali ke tempat yang dulu. Tetapi menjalani apa yang sudah ada di dalam diri dan menyampaikannya, itu kenapa doa dikabulkan. Untuk dijalani dan disyukuri. Dengan segala konsekuensinya.
Saya sudah mencintainya sejak lima tahun yang lalu.
Saya mulai mengenalnya sejak tepat lima tahun yang lalu.
Wednesday, July 3, 2013
Bitter Sweet McFlurry
Aku suka duduk disitu. Kamu tahu, di kaca itu kamu terlihat lebih menyenangkan. Aku memandangi kamu sedari awal. Flannel itu terlihat sangat bagus di badanmu. Aku suka kalau kamu mau memilikinya.
Kamu mengira aku melamun dan mengelus tanganku. Lalu aku kembali menikmati dinginnya McFlurry. Aku tidak melamun. Aku mengingat-ingat kapan terakhir kali duduk bersama kamu dan diam" seperti itu.
Aku kembali memandangi kamu, pantulan dirimu di kaca lebih tepatnya. Kamu masih tidak menyadari dan sibuk dengan McFlurry dan hand phone mu.
Kamu bertanya kenapa aku tersenyum sendiri. Sebenarnya aku sedang menikmati kamu. Aku tidak tahu apakah kamu menikmati aku atau tidak.
Sekarang hanya bayanganmu yang bisa aku nikmati sepenuhnya. Tidak ada yang memiliki pantulanmu itu. Aku hanya bisa menikmati pantulan itu.
Karena kamu yang duduk tepat di depanku, sudah dimiliki orang lain, sudah memiliki orang lain.
Namun, flannel itu tetap bagus di badanmu. Aku ingin kamu memilikinya.
Monday, April 15, 2013
Air bicara
Dulu aku pernah bicara dengan pantai dan hujan. "Pantai, bagaimana bisa begitu sabar menanti ombak yang selalu datang dan pergi, sedangkan kamu diam disini?" pantai, dengan lengkung-lengkungnya yang manis, membelai lembut jiwaku dan bertanya, "Ombak selalu pergi, tetapi ia selalu pulang, ke pelukanku. Kamu, bagaimana bisa bersabar menanti yang belum tentu pulang?". Kemudian aku pergi. Aku bertemu dengan hujan. Dia terburu - buru, namun aku mendesak. "Hujan, bagaimana kamu bisa pergi dengan cepat dari awan yang adalah dirimu?" "sedangkan, aku setengah mati tidak bisa meninggalkan rumah yang begitu aku cintai. " Hujan sambil berlari ia berteriak,"Karena aku tidak berani, karena ketika aku pergi dia pun hilang." Sambil berlari juga aku berteriak, "Lantas aku berani apa?" "Kamu berani mempertahankan dia dan dirimu, ya kalian. Tidak memikirkan kekeringan di bawah sini. Aku harus mempertahankan hidup di bawah sini betapapun aku mencintai Awan." Aku terdiam. Ya, begitu juga Pantai yang selalu melepaskan Ombak pergi. Ombak yang menghidupi lautan yang lebih besar dan membutuhkannya, betapapun ia mencintai Pantai.